ACARA
I
MENGENAL
ALAT-ALAT TEKNOLOGI BENIH
Abstraksi
Praktikum
Teknologi Benih Acara I yaitu Mengenal Alat-Alat Teknologi Benih. Praktikum ini
telah dilaksanakan pada hari Rabu, 9 Maret 2016 di Laboratorium Teknologi
Benih, Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta. Praktikum ini bertujuan untuk mengenal alat-alat yang
digunakan dalam sertifikasi benih (khususnya dalam pengujian kualitas benih)
dan penggunaan yang benar. Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini
meliputi alat pengambilan contoh benih (seed
trier tipe probe, seed trier tipe
nobe dan seed devider), alat
pengujian daya tumbuh (bak perkecambahan, cawan petri dan germinator), alat
pengujian kemurnian benih (purity desk,
timbangan elektrik, magnifier/lup dan
sieves/ayakan), alat pengujian kadar air
(moisture tester tipe Kett, moisture tester tipe Juscon, moisture tester tipe Dickey-John, oven, grinder, mortar dan penumbuk, cawan
porselin dan desikator) dan alat lain
yang tidak terkategori dalam empat golongan sebelumnya (refrigerator, termohigrometer,
hand counter, grain counter, gelas beker, gelas ukur, EC meter, pinset dan scalpel).
Praktikum ini dilakukan dengan mengamati bagian, fungsi, cara kerja dari
alat-alat teknologi benih dan ditulis spesifikasinya meliputi nama alat, tipe,
sumber energy, sifat (portable atau tidak portable), deskripsi alat, kelebihan
dan kelemahan alat. Berdasarkan praktikum yang telat dilakukan objek yang akan
diamati menjadi dasar penggunaan alat tertentu agar diperoleh efisiensi dan
efektifitas penggunaan alat yang maksimal dan benar.
I.
Pendahuluan
a.
Latar
Belakang
Di dalam bidang pertanian, benih merupakan suatu
kebutuhan wajib terutama untuk kegiatan agronomis. Pada pemulia tanaman,
teknologi benih merupakan suatu hal yang utama untuk menghasilkan benih yang bermutu
sehingga dapat dimanfaatkan oleh petani. Akan tetapi, penggunaan benih oleh
petani harus sesuai dengan kebutuhan petani. Benih harus ada sebelum petani
mulai melakukan kegiatan budidaya. Hal ini mendorong para pemulia untuk
berusaha dapat menyediakan benih sebelum musimnya sehingga dapat dimanfaatkan
oleh petani. Oleh karena itu dilakukan pengujian benih agar benih dapat simpan
untuk beberapa saat sampai waktu yang dibutuhkan oleh petani. Dengan demikian
perlu dilakukan pengujian benih agar kualitas benih tetap pada kondisi yang
baik. Pengujian ini dilakukan dengan beberapa alat-alat teknologi benih yang
dikelompokan menjadi alat pengambilan contoh benih, alat pengujian daya tumbuh,
alat pengujian kemurnian benih, alat pengujian kadar air dan alat lain yang
tidak terkategorikan dalam empat golongan sebelumnya.
Pengujian kualitas benih di laboratorium ditentukan
oleh kecakapan seorang penguji dalam menggunakan alat-alat teknologi benih.
Kesalahan penggunaan akan menyebabkan nilai pengukuran yang berbeda dan
mempengaruhi hasil pengamatan yang diperoleh. Oleh karena itu, pengenalan
alat-alat teknologi benih perlu dipelajari untuk meminimalisis kesalah dala
pengujian kualitas benih.
b.
Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum mengenal alat-alat
teknologi benih adalah untuk mengenal alat-alat yang digunakan dalam
sertifikasi benih (khususnya dalam pengujian kualitas benih) dan mencoba
menggunakannya secara benar.
II.
Tinjauan
Pustaka
Benih Teknologi benih
merupakan upaya manusia untuk mendapatkan sesuatu dan mengelola benih, mulai
dari kegiatan memproduksi benih, menanganinya dan mengelola benih tersebut.
Benih dapat disimpan dan diuji kualitasnya. Kualitas benih yang bagus dapat
didistribusikan kepada konsumen atau pedagang benih (Sadjad, 1993).
Pengujian benih
merupakan suatu usaha untuk mengevaluasi kualitas benih tanaman budidaya dengan
tujuan tertentu dalam pertanian dan juga digunakan untuk menentukan kualitas
biji. Dalam pengujian untuk sertifikasi benih diperlukan alat-alat yang
mempunyai kegunaan dan cara menggunakan yang berbeda-beda, sehingga perlu
pengenalan tentang bentuk, fungsi dan cara penggunaannya. Dengan mengetahui
fungsi dan cara penggunaannya, maka akan menekan kerugian akibat kesalahan
pengujian benih misalnya penggunan alat yang akan mengakibatkan hasil yang
diperoleh tidak sesuai (Copeland, 1976).
Menurut Sutopo
(1984), kemurnian benih merupakan persentase berdasarkan berat benih murni yang
terdapat dalam suatu contoh benih. Dalam pengertian benih murni termasuk semua
varietas dari species yang dinyatakan berdasarkan penemuan dengan uji
laboratorium. Kategori benih murni dari suatu species alah benih mask dan utuh,
benih yang berukuran kecil, mengerut tidak masak, benih yang sudah berkecambah
sebelum diuji dan pecahan benih yang ukurannya lebih beasr dari separuh benih
sesungguhnya asalkan dapat dipastikan bahwa pecahan benih tersebut termasuk
dalam species yang dimaksud (Justice, 1990).
Faktor-faktor
yang menentukan kuallitas benih adalah persentase dari benih murni, benih
tanaman lain, biji herba, kotoran, daya tumbuh, benih berkulit keras, adanya
biji herba yang noxious, bebas hama dan penyakit, kadar air dan hasil pengujian
berat seribu biji (Hutami et al.,
2006)
Setiap laboran menggunakan
bentuk catatan pengujian benih yang berbeda. Bentuk uji standar benih dibedakan
menjadi dua bagian. Bagian pertaman berkaitan dengan berat benih, kadar air
dankemurnian benih. Bagian kedua berkaitan dengan perkecambahan. Pengujian
benih biasanya dimulai dari uji kemurnian benih, uji kadar air dan uji
perkecambahan (Schmidt, 2007)
III.
Metodologi
Praktikum Teknologi Benih acara I tentang pengenalan alat-alat
teknologi benih. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 9 Maret 2016 pada
pukul 13.30 WIB. Praktikum Teknologi Benih acara I dilaksanakan di Laboratorium
Teknologi Benih, Jurusan Budidaya Pertanian, Universitas Gadjah, Yogyakarta.
Pada praktikum kali ini, alat-alat yang digunakan yaitu alat
pengambilan contoh benih (seed trier tipe
probe, seed trier tipe nobe dan seed devider), alat pengujian daya
tumbuh (bak perkecambahan, cawan petri dan germinator), alat pengujian
kemurnian benih (purity desk,
timbangan elektrik, magnifier/lup dan
sieves/ayakan), alat pengujian kadar
air (moisture tester tipe Kett, moisture tester tipe Juscon, moisture tester tipe Dickey-John, oven, grinder, mortar dan penumbuk, cawan
porselin dan desikator) dan alat lain
yang tidak terkategori dalam empat golongan sebelumnya (refrigerator, termohigrometer,
hand counter, grain counter, gelas beker, gelas ukur, EC meter, pinset dan scalpel).
Cara kerja pada praktikum ini adalah cara kerja, spesifikasi alat seperti nama
alat, model, sifat (portable atau tidak portable) dan sumber energy, deskripsi
alat, kelemahan dan kelebihan alat diamati. Kemudian, alat-alat tersebut
difoto.
IV.
Hasil
dan Pembahasan
a.
Hasil
Alat
Pengambilan Contoh
1. Seed
trier tipe probe
(Dokumen Pribadi, 2016)
Sifat : portabel
Sumber energi : manual/non elektrik
Cara penggunaan : seed trier ditusukkan pada karung yang
berisi benih.
2. Seed
trier tipe nobe
(Dokumen Pribadi, 2016)
Sifat : portabel
Sumber energi : manual/non elektrik
Cara penggunaan : seed trier ditusukkan pada karung yang
berisi benih.
3. Seed
devider
(Dokumen Pribadi, 2016)
Sifat : tidak portabel
Sumber energi : manual/non elektrik
Cara
penggunaan : benih dimasukkan ke dalam
corong, lalu benih akan masuk ke dalam penampungan sementara dan terpisah
dengan sendirinya.
Alat
Pengujian Daya Tumbuh
1. Bak
perkecambahan
(Dokumen Pribadi, 2016)
Sifat : portabel
Sumber energi : manual/non elektrik
Cara
penggunaan : benih dimasukkan ke dalam
bak perkecambahan yang telah diberi media tanam berupa pasir ataupun tanah.
2. Cawan
petri
(Dokumen Pribadi, 2016)
Sifat : portabel
Sumber energi : manual/non elektrik
Cara
penggunaan : benih dimasukkan ke dalam
cawan petri yang telah diberi media tanam berupa kapas atau kertas saring yang
telah diberi percikan air.
3. Germinator
(Dokumen Pribadi, 2016)
Sifat : tidak portabel
Sumber energi : non elektrik dan elektrik
Cara
penggunaan : benih yang akan
dikecambahkan dimasukkan ke dalam bak perkecambahan atau cawan petri yang telah
diberi media tanam, kemudian dimasukkan ke dalam germinator.
Alat
Pengujian Kemurnian Benih
1. Purity
desk
(Dokumen Pribadi, 2016)
Sifat : tidak portabel
Sumber energi : elektrik
Cara
penggunaan : benih diletakkan di atas
kaca yang mengeluarkan sinar pada purity desk yang sudah terambung dengan arus
listrik, lalu biji yang baik akan berwarna hitam dan dimasukkan ke dalan laci
purity desk, sedangkan biji yang jelek akan berwarna putih atau terang.
2. Timbangan
elektrik
(Dokumen Pribadi, 2016)
Sifat : portabel
Sumber energi : elektrik
Cara
penggunaan : objek yang akan ditimbang
diletakkan pada bagian timbangan yang berwarna biru seperti pada gambar.
3. Magnifier/Lup
(Dokumen Pribadi, 2016)
Sifat : portabel
Sumber energi : manual/non elektrik
Cara
penggunaan : benih atau objek yang akan
diamati diletakkan di bawah kaca lup.
4. Sieves/Ayakan
(Dokumen Pribadi, 2016)
Sifat : portabel
Sumber energi : manual/non elektrik
Cara
penggunaan : benih diletakkan di ayakan
dan ayakan digoyang-goyangkan.
Alat
Pengujian Kadar Air
1. Moisture
tester tipe Kett
(Dokumen Pribadi, 2016)
Sifat : portabel
Sumber energi : baterai
Cara
penggunaan : benih dimasukkan ke dalam
moisture tester sesuai komoditas yang dapat diuji, lalu di set sesuai jenis
komoditas dan ditunggu hasil pembacaan moisture tester tipe Kett.
2. Moisture
tester tipe Dickey-John
(Dokumen Pribadi, 2016)
Sifat : portabel
Sumber energi : baterai
Cara
penggunaan : benih dimasukkan ke dalam
moisture tester sesuai komoditas yang dapat diuji sampai mencapai ujung
reseptor alat, lalu di set sesuai jenis komoditas dan ditunggu hasil pembacaan
moisture tester tipe Dickey-John.
3. Moisture
tester tipe Juscon
(Dokumen Pribadi, 2016)
Sifat : portabel
Sumber energi : baterai
Cara
penggunaan : benih dimasukkan ke dalam
moisture tester sesuai komoditas yang dapat diuji, lalu di set sesuai jenis komoditas
dan ditunggu hasil pembacaan moisture tester tipe Juscon.
4. Oven
(Dokumen Pribadi, 2016)
Sifat : tidak portabel
Sumber energi : elektrik
Cara
penggunaan : objek yang akan diamati
dimasukkan ke dalam oven, lalu set suhu yang diinginkan sampai beberapa waktu
tertentu.
5. Grinder
(Dokumen Pribadi, 2016)
Sifat : tidak portabel
Sumber energi : manual/non elektrik
Cara
penggunaan : benih dimasukkan ke dalam
grinder, lalu grinder dikayuh sampai biji yang dihaluskan keluar.
6. Mortar
dan penumbuk
(Dokumen Pribadi, 2016)
Sifat : portabel
Sumber energi : manual/non elektrik
Cara
penggunaan : benih dimasukkan ke dalam
mortar dan ditumbuk menggunakan penumbuk sampai halus.
7. Cawan
porselin
(Dokumen Pribadi, 2016)
Sifat : portabel
Sumber energi : manual/non elektrik
Cara
penggunaan : benih yang telah ditumbuk
dengan mortar maupun grinder dimasukkan ke dalam cawan porselin yang nantinya
akan dioven besama dengan cawan porselin.
8. Desikator
(Dokumen Pribadi, 2016)
Sifat : portabel
Sumber energi : non elektrik
Cara
penggunaan : benih yang sudah dikeringkan
dengan oven kemudian dimasukkan ke dalam desikator samapi suhunya turun.
Alat
Lain
1. Refrigerator
Sifat : tidak portabel
Sumber energi : elektrik
Cara
penggunaan : benih dimasukkan ke dalam
refrigerator agar tahan lama.
2. Termohigrometer
(Dokumen Pribadi, 2016)
Sifat : portabel
Sumber energi : manual/non elektrik
Cara
penggunaan : termohigrometer diletakkan
pada suatu tempat tertentu untuk menentukan suhu dan kelembaban di tempat
tersebut.
3. Hand
counter
Sifat : portabel
Sumber energi : manual/non elektrik
Cara
penggunaan : benih yang sudah dihitung
dicatat dengan handcounter yaitu dengan mengkliknya setiap penghitungan
bertambah atau berkurang satu benih.
4. Skalpel
(Dokumen Pribadi, 2016)
Sifat : portabel
Sumber energi : manual/non elektrik
Cara
penggunaan : benih atau objek yang akan
diamati dapat dibelah atau dipotong menggunakan scalpel dengan cara menyayat
benih atau objek.
5. Grain
counter
(Dokumen Pribadi, 2016)
Sifat : tidak portabel
Sumber energi : elektrik
Cara
penggunaan : benih yang akan dihitung
dimasukkan wadah sesuai komoditas yang dapat ditampung wadah, lalu set
angka/jumlah benih yang diinginkan, kemudian klik stop dan start.
6. Gelas
beker
(Dokumen Pribadi, 2016)
Sifat : portabel
Sumber energi : manual/non elektrik
Cara
penggunaan : benih/objek yang akan
diamati atau diukur dimasukkan ke dalam gelas beker.
7. Gelas
ukur
(Dokumen Pribadi, 2016)
Sifat : portabel
Sumber energi : manual/non elektrik
Cara
penggunaan : benih/objek yang akan
diamati atau diukur dimasukkan ke dalam gelas ukur.
8. EC
meter (Electric Conductivity Meter)
(Dokumen Pribadi, 2016)
Sifat : portabel
Sumber energi : elektrik
Cara
penggunaan : benih/biji direndam dalam
air selama 24 jam, lalu reseptor pada EC meter dimasukkan ke dalam wadah yang
merendan benih/biji tersebut, lalu hasilnya dapat dilihat pada EC meter.
9. Pinset
(Dokumen Pribadi, 2016)
Sifat : portabel
Sumber energi : manual/non elektrik
Cara
penggunaan : benih/objek yang ukurannya
sangan kecil dapat diambil dengan pinset dengan menjepit benih/objek tersebut
dengan pinset.
b.
Pembahasan
Alat-alat teknologi benih digolongkan menjadi
beberapa kelompok diantaranya yaitu alat pengambilan contoh benih (seed trier tipe probe, seed trier tipe nobe dan seed devider), alat pengujian daya tumbuh
(bak perkecambahan, cawan petri dan germinator), alat pengujian kemurnian benih
(purity desk, timbangan elektrik, magnifier/lup dan sieves/ayakan), alat pengujian kadar air (moisture tester tipe Kett, moisture
tester tipe Juscon, moisture tester
tipe Dickey-John, oven, grinder,
mortar dan penumbuk, cawan porselin dan desikator)
dan alat lain yang tidak terkategori dalam empat golongan sebelumnya (refrigerator, termohigrometer, hand counter,
grain counter, gelas beker, gelas
ukur, EC meter, pinset dan scalpel).
1. Alat
pengambilan contoh
Seed
trier tipe probe digunakan untuk mengambil contoh benih padi, gandum, mustard,
bawang dan biji-bijian lain dari karung (Indosaw, 2014). Seed trier tipe probe
mempunyai beberapa lubang yang berfungsi untuk menampung biji dari karung.
Pegangan pada seed trier tipe probe dapat digunakan untuk mengatur jumlah biji
yang diinginkan (sedikit/banyak) dengan memutar pegangannya.seed trier tipe
probe mempunyai ujung yang runcing dan badan seed trier tipe probe berbentuk
tabung. Seed trier tipe probe lebih sering digunakan untuk mengambil benih di
dalam gudang penyimpanan.seed trier tipe probe mempunyai kelebihan yaitu dapat
mengatur jumlah biji yang masuk dengan mengatur lubang seed trier (Moline,
1985). Adapun kekurangannya yaitu biji yang diambil lebih sedikit dibandingkan
pengambilan menggunakan seed trier tipe nobe.
Seed
trier tipe nobe adalah nama yang diberikan oleh bapak pengujian benih, Fredrick
Nobbe. Seed trier ini dibuat dalam dimensi yang berbeda sesuai dengan berbagai
jenis biji. Seed trier tipe nobe mempunyai ujung runcing dan berupa tabung saat
dekat dengan pegangan. Seed trier tipe nobe cukup panjang dan kecil sehingga
cocok untuk pengambilan sampel benih dalam jumlah yang tidak terlalu besar
(Anonim, 2010). Seed trier tipe nobe mempunyai keunggulan berupa jumlah biji
yang dapat diambil lebih banyak dibandingkan dengan seed trier tipe probe.
Adapun kekurangannya yaitu biji mudah jatuh karena lubang seed trier tipe nobe
besar.
Seed
devider ini dibuat memenuhi persyaratan F.CI. dan B.I.S. Komponen alat ini
dibuat tanpa penyambungan agar memberikan kelancaran saat biji masuk. Hal ini
juga untuk mengurangi biji rusak. Bagian penampung biji terbuat dari kuningan
agar tidak berkarat (Anonim, 2012). Kelebihan alat ini yaitu dapa membagi
sampel benih menjadi beberapa bagian sama banyak. Kekurangan alat ini yaitu
sulit untuk mambagi benih yang seukuran.
2. Alat
pengujian daya tumbuh
Bak
perkecambahan baik yang plastik maupun seng merupakan sebuah wadah berbentuk
kotak. Akan tetapi, bak perkecambahan seng empunyai tutup sedangkan bak
perkecambahan plastic tidak mempunyai tutup. Kelebihan bak perkecambahan adalah
mempunyai ukuran yang lebih besar dibandingkan petridish dan media tanam yang digunakan
dapat didaptkan dengan mudah murah. Kekurangan bak perkecambahan adalah sulit
digunakan untuk pengujian yang steril karena sampel yang digunakan cukup banyak
dan bentuknya yang besar.
Cawan
petri merupakan sebuah wadah yang terbuat dari kaca bening yang berbentuk bulat
dan dilengkapi tutup. Cawan petri mempunyai keunggulan yaitu ukurannya yang
kecil sehingga tidak memakan tempat dan lebih mudah digunakan di laboratorium
serta dapat digunakan untuk percobaan yang membutuhkan keadaan steril. Adapun kekurangannya
adalah mudah pecah karena terbuat dari kaca dan mempunyai ruang tmbuh yang
sempit.\
Germinator
ada yang elektrik dan non elektrik. Germinator elektrik berukuran cukup besar
dan menyerupai refrigerator, seangkan germinator non elektrik berupa sebuah
rak-rak yang terbuat dari kaca dan mempunyai penutup. Kelebihan germinator
yaitu dapat menciptakan kondisi yang steril serta mempunyai pengatur suhu.
Adapun kekurangan germinator adalah pencahayaan pada germinator tidak bisa
dikontrol.
3. Alat
pengujian kemurnian benih
Purity
desk merupakan alat pengujian kemurnian benih yang berbentuk kotak dan terbuat
dari kayu, serta dilengkapi laci benih. Pada bagian atas purity desk terdapat
kaca yang dibawahnya akan diberi sinar untuk mengetahui benih yang bagus dan
tidak bagus. Kelebihan purity desk adalah pengujian dapat dilakukan dengan
mudah karena hanya menyambungkan ke arus listrik dan mengamati hasilnya. Adapun
kekurangannya adalah slot untuk menyambungkan ke arus listrik, bukan slot pada
umumnya sehingga memerlukan bantuan alat lain.
Timbangan
elektrik berbentuk kotak dan mempunyai tempat untuk meletakkan benih dibagian
atas, serta dilengkapi layar yang menunjukan hasil penimbangan. Kelebihan
timbangan elektrik adalah pengukuran yang dihasilkan lebih akurat karena
bersifat kuantitatif dan terdapat angka digital di layar. Adapun kekurangannya
adalah terlalu peka dengan keadaan sekitar sehingga dapat mempengaruhi hasil.
Magnifier/lup
merupakan alat untuk memperbsar ukuran benih yang terdiri dari lensa yang berbentuk
bulat dan pegangan. Kelebihan alat ini adalah dapat memperjelas morfologi
benih. Adapun kekurangannya adalah perbesaran yang dapat digunakan hanya sampai
batas tertentu.
Sieves/ayakan
adalah alat untuk memisahkan benih dengan benda lainyang tidak diinginkan.
Biasanyan ayakan berbentuk bulat dan mempunyai lubang-lubang kecil di
tengahnya. Kelebihan ayakan adalah benih yang diinginkan dapat seragam. Adapun
kekurangan alat ini adalah prosesnya lama dan membutuhkan banyak tenaga.
4. Alat
pengujian kadar air
Moisture
tester tipe kett berbentuk seperti teko yang mempunyai lubang dibagian atas
sebagai tempat untuk meletakkan benih. Moisture terter hanya dapat digunakan
untuk mengukur kadar air pada jagung, kedelai, gandum, kcang hijau dan padi.
Kelebihan moisture tester tipe kett adalah pengukuran dapat dilakukan dengan
cepat. Kekurangan moistur tester tipe kett terbatas pada beberapa komoditas
saja dan perlu dilakukan kalibrasi.
Moistur
tester tipe Juscon berbentuk kotak dan mempunyai knop pemutar untuk membuka
wadah biji, serta dilengkapi tombol pengatur. Moistur tertsr tipe juscon juga
hanya terbatas pada beberapa komoditas saja. Kelebihan moisture tester tipe
Juscon adalah pengukuran dapat dilakukan dengan cepat. Kekurangan moistur
tester tipe Juscon terbatas pada beberapa komoditas saja dan perlu dilakukan
kalibrasi.
Moistur
tester tipe Dickey-John merupakan moistur yang paling banyak digunakan di
pabrik. Hal ini dikarenakan moisture tester tipe ini lebih fleksibel dan
mempunyai komoditas yang bisa diuji lebih banyak. Pada moistur tester tipe ini
mempunyai reseptor dibagian dalam dan cepat dalam pengukuran kadar air.
Kekurangan moistur tester tipe Dickey-John terbatas pada beberapa komoditas
saja dan perlu dilakukan kalibrasi.
Grinder
yaitu alat yang digunkan untuk menghancurkan benih. Grinder harus dipasanng
pada suatualas, seperti meja. Grinder mempunyai alat pengayuh yang digunakan
untuk menghaluskan benih. Kelebihan grinder adalah benih apapun dapat
dihancurkan. Kekurangannya adalah butuh energi yang besar untuk menghancurkan
benih yang keras dan besar.
Mortar
merupakan mangkuk kecil yang terbuat dari porselin dan mempunyai cekungan
ditengahnya. Sedangkan penumbuk berbentuk tabung yang digunakan untuk
menghancurkan benih atau objek. Kelebihan mortar dan penumbuk adalah benih
dapat dihaluskan sesuai kebutuhan. Kekurangannya adalah mudah pecah dan butuh
waktu lama untuk menghauskan.
Cawan
porselin berbentuk eperti mangkuk yang mempunyai tutup. Cawan porselin terbuat
dari porselin yang dapat digunakan sebagi wadah untuk dipanaskan di dalam oven.
Kelebihan alat ini adalah ukurannya yang kecil sehingga mudah dipindahkan dan
than terhadap panas. Adapun kekurangannya adalah mudah pecah.
Desikator
terbuat dari kaca bening yang mempunyai penutup. Di bagian penutup diberi karet
agar kedap udara. Dibagian dalam desikator terdapat lubang-lubang. Kelebihan
alat ini adalah tidak memerlukan energy listrik dan dapat menyerap uap air
sehingga memiliki masa yang konstan setelah dikeluarkan dari oven.
Kekurangannya adalah penggunaan harus hati-hati karena mudah pecah.
5. Alat
lain yang tidak terkategori dalam empat golongan sebelumnya
Refrigerator
adalah tempat penyimpanan benih yang dapat diatur suhunya dan berbentuk kotak.
Alat ini membutuhkan energy listrik dan di dalamnya terdapat lampu kecil.
Kelebihan alat ini adalah daya tamping banyak, suhu dapat diatur dan dapat
mngawetkan benih. Kekurangannya adalah listrik yang digunakan cukup besar dan
gas Freon yang digunakan dapat merusak ozon.
Termohigrometer
berbentuk bulat dengan dua jarum di dalamnya yang dilengkapi beberapa skala.
Jarum biru menunjukan suhu, sedangkan jarum merah menunjukkan kelembabanm.
Kelebihan termohigrometer adalah dapan mengukur suhu dan kelembaban sekaligus,
serta mudah dibawa. Kekurangan alat ini adalah skalanya bukan digital sehingga
pembacaan hasil tidak akuran dan kualitatif.
Hand
counter berbentuk bulat kecil dengan tombol penghtung dibagian atas, serta
terdapat layar tempat hasil penghitungan. Kelebihan alat ini adalah mudah
digunakan dan murah. Kekurangan alat ini adalah membutuhkan waktu yang lama
jika untuk menghitung benih dalam jumlah banyak.
Grain
counter berbentuk kotak dan terdapat tempat benih dibagian atas. Kecepatan
penghitungan dapat diatur dan dilengkapi layar LCD yang dilindungi oleh
selubung piringan logam. Kelebihan alat ini adalah dapat mengitung benih sesuai
yang dikehendaki, cepat dan akurat. Kelemahannya adalah bebrapa wadah hanya
untuk komoditas tertentu saja.
Gelas
beker merupakan sebuah tabung yang tidak mempunyai tutup. Pada mulut tabung
terdapat mulut penuang dan beberapa terdapat skalanya. Kelebihan alat ini
adalah terdapat berbagai ukuran gelas beker. Kekurangannya adalah skala pada
gelas beker dianjurkan tidak untuk menghitung larutan karena kurang teliti.
Gelas
ukur merupakan sebuah tabung yang tidak mempunyai tutup. Pada mulut tabung
terdapat mulut penuang dan beberapa terdapat skalanya. Kelebihan alat ini
adalah dapat digunakan untuk menakar suatu larutan karena lebih teliti dari
gelas beker. Kekurangannya adalah mudah pecah.
EC
meter (Electro Conductivity Meter) merupakan alat pengukur daya hantar listrik
yang dapat mendeteksi kebocoran benih. Alat ini mempunyai reseptor yang
berbentuk tabung dan alat pengatur yang berbentuk kotak. Pada alat pengatur
terdapat layar dan tombol untuk pengaturan saat penggunaan alat. Kelebihan alat
ini adalah reseeptornya panjang, sedanngkan kekurangannya yaitu alat ini masih
mahal.
Pinset
merupakan sebuah besi kecil yang yang terdapat capit dibagian ujungnya.
Kelebihan alat ini adalah dapat mengambil benda yang kecil, sedangkan
kekurangannya adalah pengambilan benih kecil umumnya hanya dapat dilakukan satu
per satu. Skalpel adalah sebuah besi yang mempunyai mata pisau diujungnya.
Kelebihan alat ini adalah dapat menyayat untuk lokasi yang sulit dijangkau atau
hanya untuk sayatan kecil.
V.
Kesimpulan
Berdasarkan
percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa alat-alat teknologi
benih dikelompokkan menjadi alat pengambilan contoh benih (seed trier tipe probe, seed
trier tipe nobe dan seed devider),
alat pengujian daya tumbuh (bak perkecambahan, cawan petri dan germinator),
alat pengujian kemurnian benih (purity
desk, timbangan elektrik, magnifier/lup
dan sieves/ayakan), alat pengujian
kadar air (moisture tester tipe Kett,
moisture tester tipe Juscon, moisture tester tipe Dickey-John, oven, grinder, mortar dan penumbuk, cawan
porselin dan desikator) dan alat lain
yang tidak terkategori dalam empat golongan sebelumnya (refrigerator, termohigrometer,
hand counter, grain counter, gelas beker, gelas ukur, EC meter, pinset dan scalpel)
yang mempunyai fungsi dan cara kerja yang berbeda.
Daftar
Pustaka
Hutami, S.,
Mariska, I., dan Supriati, Y. 2006. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas
benih. Jurnal Agro Biogen 2(2):25-28.
Indosaw.
2014. Agriculture product seed laboratory equipments. http://www.indosaw.com/seed-lab-equipments1.html.
Diakses pada 16 Maret 2016.
Justice.
1990. Prinsip praktek penyimpanan benih. CV. Rajawali, Jakarta.
Moline, W.J.
1985. Seed sampling techniques. Extention Bulletin, Michigan State University.
Schmidt, L.
2007. Tropical forest seed. Springer-Verlag Berlin Heidelberg, New York.
Sutopo, L.1984.
Teknologi benih. CV. Rajawali, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar