ACARA
V
BESAR
BENIH, PENGARUHNYA PADA KECEPATAN BERKECAMBAH, PEMUNCULAN DAN PERTUMBUHAN BIBIT
Abstraksi
Praktikum Dasar-Dasar Teknologi Benih Acara V dengan
judul Besar Benih, Pengaruhnya pada Kecepatan Berkecambah, Pemunculan dan
Pertumbuhan Bibit dilaksanakan pada hari Rabu, 30 Maret 2016 di Laboratorium
Teknologi Benih, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta. Tujuan praktikum ini yaitu mengetahui kemampuan benih
untuk berkecambah, muncul, dan tumbuh di lapangan pada benih yang berbeda
ukurannya. Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah kapas, kertas
saring, air, pasir dan benih kacang tanah (Arachis
hypogaea) dengan ukuran kecil, sedang, dan besar. Adapun alat-alat yang
digunakan antara lain cawan petri, bak perkecambahan, oven, pinset, timbangan
digital dan germinator. Praktikum ini dilakukan dengan mengecambahkan benih
kacang dengan ukuran yang berbeda yaitu besar, sedang dan kecil. Parameter yang
diamati yaitu kecepatan berkecambah benih, kemunculan bibit, dan presentase
pemunculan, tinggi tanaman, jumlah daun, berat segar dan kering tajuk dan akar
yang berumur 14 hari setelah tanam. Data yang diperoleh dianalisis varian
dengan taraf kepercayaan 95% yang disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL). Dari hasil analisis diperoleh hasil bahwa ukuran benih tidak memberikan perbedaan
yang signifikan pada parameter-parameter yang diuji.
Kata
Kunci: kacang tanah, besar benih dan kecepatan berkecambah
I.
Pendahuluan
a.
Latar
Belakang
Benih
mempunyai cadangan makanan yang tersimpan dalam susunan kimia yang berbentuk
lemak, karbohidrat dan protein. Cadangan makanan ini diperoleh benih saat masa
pertumbuhan dan perkembangan ketika masih mendapat aliran nutrisi dari tanaman.
Benih yang dipanen pada masak fisiologis akan mempunyai cadangan makanan yang
maksimal, berbeda dengan benih yang dipanen ketika belum masuk masak
fisiologis. Benih yang masak fisiologis umumnya mempunyai ukuran benih yang
lebih besar untuk komoditas benih yang sama. Cadangan makanan ini berperan
dalam membantu perkecambahan benih.
Benih
yang mempunyai ukuran besar diduga mempunyai kandungan cadangan makanan yang
banyak karena mempunyai embrio yang besar. Hal ini memungkinkan tumbuhan yang
berasal dari benih yang berukuran besar menghasilkan tanaman yang kuat. Akan
tetapi, masa imbibisi benih dan pengaktifan enzim juga berperan dalam
perkecambahan dan terbentuknya bibit tanaman. Hal ini dikarenakan benih-benih
yang kecil juga mempunyai kandungan yang sama dengan yang disimpan pada benih
besar. Maka dilakukan pengujian pengaruh ukuran benih terhadapa kekuatan
berkecambah dan pertumbuhan bibit benih kedelai. Hal ini dilakukan karena perkecambahan
dan pertumbuhan benih tidak hanya ditentukan oleh kandungan cadangan makanan
yang disimpan oleh benih, tetapi ada beberapa faktor lain yang dapat
mempengaruhi perkecamban dan pertumbuhan benih, seperti faktor lingkungan.
b.
Tujuan
Tujuan
praktikum besar benih, pengaruhnya pada kecepatan berkecambah, pemunculan dan
pertumbuhan bibit adalah mengetahui kemampuan benih untuk berkecambah, muncul,
dan tumbuh di lapangan dari benih yang berbeda ukurannya.
II.
Tinjauan
Pustaka
Daya
berkecambah benih nyata dipengaruhi oleh mutu awal benih, dan kombinasi antara
mutu awal benih, dan invigorasi. Pada tingkat mutu awal benih yang sama, semua
benih yang diberi perlakuan invigorasi menghasilkan daya berkecambah yang lebih
tinggi dibandingkan tanpa invigorasi. Invigorasi merupakan suatu cara untuk
meningkatkan mutu fisiologis benih, terutama vigor benih, melalui perlakuan
fisik maupun kimiawi. Benih yang bervigor tinggi mampu menunjukkan kinerja yang
baik dalam proses perkecambahan dalam kondisi lingkungan yang beragam (Wahyuni,
2011).
III.
Metodologi
Praktikum
Teknologi Benih acara 5 berjudul Besar Benih, Pengaruhnya Pada Kecepatan
Berkecambah, Pemunculan dan Pertumbuhan Bibit dilaksanakan pada hari Rabu, 30
Maret 2016 di Laboratorium Teknologi Benih, Jurusan Budidaya Pertanian,
Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Pada praktikum ini,
bahan yang digunakan adalah benih kacang tanah (Arachis hypogaea), kapas, kertas saring, air dan pasir. Alat yang
digunakan meliputi timbangan elektrik, cawan petri, bak perkecambahan, oven,
pinset dan germinator.
Langkah
kerja pertama, benih dipisahkan berdasarkan ukuran (besar, sedang dan kecil)
dan diambil contoh benih masing-masing 150 benih sebanyak 4 ulangan. Daya
tumbuh benih dan indeks vigor diuji pada cawan petri dengan media kapas dan
kertas filter. Jumlah benih sebanyak 100 benih setiap cawan petri dan diulang
sebanyak 4 kali ulangan yang diamati selama 7 hari. Petumbuhan bibit diuji pada
media pasir di dalam bak perkecambahan. Jumlah benih yang dikecambahkan
sebannyak 50 benih dan diulang sebanyak 4 kali ulangan selama 14 hari. Setiap
hari, perkecambahan benih diamati hingga hari ke-7. Pada hari ke-14, 5 sampel
bibit diambil dari masing-masing ulangan dan diukur tinggi bibit, jumlah daun,
luas daun, diameter batang dan bobot kering. Indeks vigor hipotetik dihitung
dengan persamaan sebagai berikut:
Dari
data praktikum yang diperoleh, dibuat histogram daya tumbuh untuk masing-masing
ukuran benih dengan dua metode pengujian. Grafik pertumbuhan harian dan
histogram indeks vigor dibuat untuk setiap ukuran benih pada kedua metode
pengujian. Daya tumbuh, indeks vigor dan indeks vigor hipotetik dianalisis
dengan analisis varian pada taraf kepercayaan 95% yang disusun dalam Rancangan
Acak Lengkap (RAL) faktor ganda berupa metode benih dan ukuran benih. (catatan:
sebelum dianalisis, nilai daya tumbuh harus ditransformasi terlebih dahulu
dengan rumus = arcsin).
IV.
Hasil
dan Pembahasan
a.
Hasil
Tabel 1. Analisis RAL Gaya Berkecambah,
Indeks Vigor, dan Indeks Vigor Hipotetik.
Ukuran Benih
|
Gaya Berkacambah
|
Indeks Vigor
|
Indeks Vigor Hipotetik
|
||
Top Paper
|
Sand Test
|
Top Paper
|
Sand Test
|
||
Besar
|
71%
|
31%
|
25.289
|
5.621
|
0.928
|
Sedang
|
79%
|
51%
|
28.696
|
10.240
|
1.887
|
Kecil
|
57%
|
54%
|
20.573
|
8.7625
|
1.766
|
p-Value
|
0.538NS
|
0.41NS
|
0.526NS
|
0.432NS
|
0.583NS
|
Keterangan: Ukuran
benih tidak memberikan perbedaan yang signifikan pada parameter-parameter yang
diuji.
b.
Pembahasan
Benih
merupakan bahan tanam yang akan digunakan untuk menghasilkan bahan pangan atau
bahan kebutuhan manusia lainnya. Untuk mendapatkan hasil tanaman yang maksimal,
dibutuhkan tanaman yang sehat dan kuat. Tanaman ini berasal dari benih yang
unggul. Salah satu tahapan kritis dalam tumbuhan adalah perkecambahan.
Perkecambahan menentukkan kualitas benih yang ditanam untuk menghasilkan
tanaman yang kuat.
Benih
mengandung air dan cadangan makanan untuk melakukan perkecambahan. Untuk dapat berkecambah dan tumbuh menjadi tanaman
yang normal maka benih memerlukan faktor-faktor yang dapat mendukung dalam
perkecambahannya. Faktor yang berasal dari dalam benih antara lain : ukuran
benih, yang pada umumnya berkolerasi atau berhubungan dengan kecepatan
berkecambah, pemunculan dan pertumbuhan bibit, sehingga berpengaruh terhadap
berat semai. Ukuran biji pada umumnya akan mempunyai korelasi yang besar dengan berat semai benih
(Gardner et al., 1991). Untuk
dapat berkecambah benih membutuhkan tambahan air lagi dengan melakukan imibisi
sehingga dapat mengaktifkan enzim untuk melakukan reaksi enzimatik. Cadangan
makanan di dalam benih disimpan dalam bentuk karbohidrat, lemak dan protein.
Pada
praktikum ini, untuk mengetahui perbedaan ukuran benih terhadap kecepatan
berkecambah dan pertumbuhan bibit dilakukan terhadap benih kacang tanah yang
berukuran kecil, sedang dan besar. Berikut ini merupakan data hasil praktikum
sebagai berikut:
Gambar
1. Histogram Gaya Berkecambah Benih Kacang Tanah
Gaya
berkecambah merupakan banyaknya benih yang berkecambah dari total benih yang
dikecambahkan selama kurun waktu yang telah ditentukan. Berdasarkan histogram
di atas, hasil percobaan gaya berkecambah kacang tanah tertinggi pada metode
top paper dihasilkan pada kacang tanah berukuran sedang. Sedangkan pada metode
sand test, gaya berkecambah tertinggi diperoleh oleh kacang tanah berukuran
kecil. Menurut Nugraha (1992), ukuran benih mempengaruhi gaya berkecambah dan
indeks vigor. Laju pertumbuhan kecambah meningkat dengan meningkatnya besaran
benih, dan benih berbentuk bulat lebih tinggi laju pertumbuhannya daripada yang
berbentuk pipih (Sadjad et al, 1975).
Hasil percobaan yang diperoleh menunjukkan jika benih kecil justru memiliki
gaya berkecambah yang tinggi untuk metode sand test dan benih sedang untuk
metode top paper. Ketidaksesuaian data hasil praktikum dengan teori yang ada
dikarenakan beberapa benih kacang tanah berjamur sehingga mempengaruhi hasil
percobaan. Beberapa benih kacang tanah juga ada yang terkena penyakit. Dari
hasil histogram di atas dapat dinyatakan bahwa ukuran benih menunjukkan adanya
hubungan yang tidak nyata dengan gaya berkecambah dan berbeda dengan teori yang
ada dikarenakan pengaruh faktor lingkungan dan faktor internal dari keadaan
benih yang dikecambahkan tersebut.
Gambar
2. Grafik Indeks Vigor Metode Top Paper
Indeks
vigor merupakan kecepatan benih untuk dapat berkecambah. Benih dikatakan
berkecambah jika telah muncul akar sepanjang 1 cm. indeks vigor benih
bermanfaat untuk mengetahui keserempakan benih tumbuh sehingga dapat
memprediksi waktu panen tanaman. Berdasarkan grafik di atas, indeks vigor benih
kacang tanah yang berukuran besar dan sedang cukup tinggi. Sementara itu, benih
kacang tanah berukuran kecil mempunyai indeks vigor yang kecil. Benih yang
dikecamabahkan pada praktikum ini mempunyai bentuk yang berbeda-beda. Benih
besar mempunyai bentuk yang masih mulus dan bulat, sedangkan benih kecil
mempunyai bentuk yang kisut dan kasar. Menurut Sadjad (1975), laju pertumbuhan kecambah
meningkat dengan meningkatnya besaran benih, dan benih berbentuk bulat lebih
tinggi laju pertumbuhannya daripada yang berbentuk pipih. Berdasarkan grafik,
besarnya indeks vigor semakin menurun setiap harinya. Hal ini menunjukkan jika
proses aktivasi enzim ketika imbibisi hanya terjadi pada awal saja. Penurunan
indeks vigor dapat terjadi akibat cadangan makanan yang tersimpan di dalam
benih telah habis sehingga reaksi enzimatik juga menurun yang menyebabkan
menurunnya indeks vigor benih.
Gambar
3. Grafik Indeks Vigor Metode Sand Test
Benih
yang dikecambahkan menggunakan metode sand test ditempatkan di luar
ruangan.berdasarkan grafik di atas, benih kacang tanah ukuran besar dan sedang
mempunyai indeks vigor yang semakin menurun seiring waktu. Sedangkan pada benih
kacang tanah ukuran kecil mengalami fluktuasi selama 7 hari pengamatan. Indeks
vigor benih kacang tanah ukuran sedang metode sand test mempunyai indeks vigor
tertinggi. Sedangkan indeks vigor terendah terjadi pada benih kacang tanah
berukuran kecil. Pada metode sand test, munculnya kecambah dipengaruhi oleh
letak benih dan tebalnya lapisan yang menutupi benih tersebut. Pada benih
kacang tanah yang kecil, indeks vigor benih rendah dikarenakan perlu cukup air
untuk membuat benih tersebut dapat mengaktifkan enzim di dalamnya. Selain itu,
benih yang kecil juga mempunyai cadangan makanan yang kecil sehingga
membutuhkan waktu yang lama untuk berkecambah. Grafik indeks vigor umumnya
menurun karena cadangan makanan yang terkandung dalam benih telah digunakan
untuk melakukan reaksi enzimatik ketika fase imbibisi benih, sehingga seiring
waktu cadangan makanan tersebut habis yang menyebabkan turunnya indeks vigor
benih.
Gambar
4. Histogram Indeks Vigor Hipotetik Kacang Tanah
Indeks
vigor hipotetik merupakan ukuran untuk mengetahui kekuatan dan kemampuan tumbuh
benih secara normal di lapangan. Indeks vigor hipotetik dapat diketahui melalui
banyaknya jumlah daun, tinggi batang, bobot segar maupun bobot kering tanaman.
Berdasarkan histogram di atas, dapat diketahui bahwa benih kacang tanah yang
berukuran besar mempunyai indeks vigor hipotetik yang tinggi dan benih kacang
tanah kecil mempunyai indeks vigor hipotetik yang kecil. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Nugraha (1992) bahwa ukuran benih mempengaruhi gaya berkecambah dan
indeks vigor. Menurut Heryana et al.
(2008), dengan percobaan pada bibit makadamia diperoleh bahwa jumlah daun
ukuran benih besar akan menunjukkan jumlah daun yang lebih banyak dibandingkan
benih kecil dan sedang. Benih yang besar mempunyai cadangan makanan yang lebih
banyak sehingga lebih optimal dalam melakukan reaksi enzimatik dalam benih
dimana reaksi enzimatik tersebut juga berhubungan dengan pertumbuhan dan
pembelahan sel. Hal ini berbeda dengan benih kacang tanah yang berukuran kecil,
benih yang berukuran kecil mempunyai cadangan makanan yang sedikit sehingga
pertumbuhan dan perkembangan tanaman harus didukung dengan peran akar dalam
mencari nutrisi tambahan untuk pertmbuhan dan perkembangan tanaman tersebut.
Hat tersebut menyebabkan pertumbuhan dari tanaman kecil tidak secepat pada
tanaman kacang tanah dari benih yang berukuran besar dan sedang.
Berdasarkan
analisis data hasil praktikum, diperoleh hasil jika ukuran benih tidak
memberikan perbedaan yang signifikan pada parameter-parameter yang diuji. Hal
ini berbeda dengan percobaan Heryana et
al., (2008) yang menyebutkan bahwa percobaan pada bibit makadamia diperoleh
bahwa jumlah daun ukuran benih besar akan menunjukkan jumlah daun yang lebih
banyak dibandingkan benih kecil dan sedang. Perbedaan ini disebabkan karena
bahan percobaan berupa kacang tanah kebanyakan berjamur akibat kondisi
petridish yang terlalu lembab.
V.
Kesimpulan
Berdasarkan
percobaan besar benih, pengaruhnya pada kecepatan berkecambah, pemunculan dan
pertumbuhan bibit yang telah dilakukan dapat disimpulakan bahwa ukuran benih
kacang tanah tidak mempengaruhi kecepatan
berkecambah benih, kemunculan bibit, dan presentase pemunculan, tinggi tanaman,
jumlah daun, berat segar dan kering tajuk dan akar.
Daftar
Pustaka
Heryana,
N., Rusli, dan Indriati, G. 2008. Pengaruh ukuran benih terhadap pertumbuhan
bibit macadamia (Macadamia integrifolia).
Agrin 12 : 35-41.
Nugraha, S., Setyono, A., dan Rizky, W.
1992. Pengaruh ukuran benih terhadap daya berkecambah dan vigor Kacang Hijau
Varietas. Media Penelitian Sukamandi 12: 41-44.
Sadjad, S., M. Poernomohadi, Z. Jusup, dan Z. A. Pian.
1975. Penuntun Praktikum Teknologi Benih. Institut Pertanian Bogor.
Bogor
Wahyuni, S. 2011. Peningkatan daya
berkecambah dan vigor benih padi hibrida melalui invigorasi. Jurnal Penelitian
Tanaman Pangan 30(2):83-87.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar