Sabtu, 01 April 2017

Laporan Praktikum Teknologi Benih Acara 5 Besar Benih, Pengaruhnya pada Kecepatan Berkecambah, Pemunculan dan Pertumbuhan Bibit

ACARA V
BESAR BENIH, PENGARUHNYA PADA KECEPATAN BERKECAMBAH, PEMUNCULAN DAN PERTUMBUHAN BIBIT

Abstraksi
Praktikum Dasar-Dasar Teknologi Benih Acara V dengan judul Besar Benih, Pengaruhnya pada Kecepatan Berkecambah, Pemunculan dan Pertumbuhan Bibit dilaksanakan pada hari Rabu, 30 Maret 2016 di Laboratorium Teknologi Benih, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Tujuan praktikum ini yaitu mengetahui kemampuan benih untuk berkecambah, muncul, dan tumbuh di lapangan pada benih yang berbeda ukurannya. Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah kapas, kertas saring, air, pasir dan benih kacang tanah (Arachis hypogaea) dengan ukuran kecil, sedang, dan besar. Adapun alat-alat yang digunakan antara lain cawan petri, bak perkecambahan, oven, pinset, timbangan digital dan germinator. Praktikum ini dilakukan dengan mengecambahkan benih kacang dengan ukuran yang berbeda yaitu besar, sedang dan kecil. Parameter yang diamati yaitu kecepatan berkecambah benih, kemunculan bibit, dan presentase pemunculan, tinggi tanaman, jumlah daun, berat segar dan kering tajuk dan akar yang berumur 14 hari setelah tanam. Data yang diperoleh dianalisis varian dengan taraf kepercayaan 95% yang disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL). Dari hasil analisis diperoleh hasil bahwa ukuran benih tidak memberikan perbedaan yang signifikan pada parameter-parameter yang diuji.
Kata Kunci: kacang tanah, besar benih dan kecepatan berkecambah

I.                   Pendahuluan
a.      Latar Belakang
Benih mempunyai cadangan makanan yang tersimpan dalam susunan kimia yang berbentuk lemak, karbohidrat dan protein. Cadangan makanan ini diperoleh benih saat masa pertumbuhan dan perkembangan ketika masih mendapat aliran nutrisi dari tanaman. Benih yang dipanen pada masak fisiologis akan mempunyai cadangan makanan yang maksimal, berbeda dengan benih yang dipanen ketika belum masuk masak fisiologis. Benih yang masak fisiologis umumnya mempunyai ukuran benih yang lebih besar untuk komoditas benih yang sama. Cadangan makanan ini berperan dalam membantu perkecambahan benih.
Benih yang mempunyai ukuran besar diduga mempunyai kandungan cadangan makanan yang banyak karena mempunyai embrio yang besar. Hal ini memungkinkan tumbuhan yang berasal dari benih yang berukuran besar menghasilkan tanaman yang kuat. Akan tetapi, masa imbibisi benih dan pengaktifan enzim juga berperan dalam perkecambahan dan terbentuknya bibit tanaman. Hal ini dikarenakan benih-benih yang kecil juga mempunyai kandungan yang sama dengan yang disimpan pada benih besar. Maka dilakukan pengujian pengaruh ukuran benih terhadapa kekuatan berkecambah dan pertumbuhan bibit benih kedelai. Hal ini dilakukan karena perkecambahan dan pertumbuhan benih tidak hanya ditentukan oleh kandungan cadangan makanan yang disimpan oleh benih, tetapi ada beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi perkecamban dan pertumbuhan benih, seperti faktor lingkungan.

b.      Tujuan
Tujuan praktikum besar benih, pengaruhnya pada kecepatan berkecambah, pemunculan dan pertumbuhan bibit adalah mengetahui kemampuan benih untuk berkecambah, muncul, dan tumbuh di lapangan dari benih yang berbeda ukurannya.

II.                Tinjauan Pustaka
Daya berkecambah benih nyata dipengaruhi oleh mutu awal benih, dan kombinasi antara mutu awal benih, dan invigorasi. Pada tingkat mutu awal benih yang sama, semua benih yang diberi perlakuan invigorasi menghasilkan daya berkecambah yang lebih tinggi dibandingkan tanpa invigorasi. Invigorasi merupakan suatu cara untuk meningkatkan mutu fisiologis benih, terutama vigor benih, melalui perlakuan fisik maupun kimiawi. Benih yang bervigor tinggi mampu menunjukkan kinerja yang baik dalam proses perkecambahan dalam kondisi lingkungan yang beragam (Wahyuni, 2011).

III.             Metodologi
Praktikum Teknologi Benih acara 5 berjudul Besar Benih, Pengaruhnya Pada Kecepatan Berkecambah, Pemunculan dan Pertumbuhan Bibit dilaksanakan pada hari Rabu, 30 Maret 2016 di Laboratorium Teknologi Benih, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Pada praktikum ini, bahan yang digunakan adalah benih kacang tanah (Arachis hypogaea), kapas, kertas saring, air dan pasir. Alat yang digunakan meliputi timbangan elektrik, cawan petri, bak perkecambahan, oven, pinset dan germinator.
Langkah kerja pertama, benih dipisahkan berdasarkan ukuran (besar, sedang dan kecil) dan diambil contoh benih masing-masing 150 benih sebanyak 4 ulangan. Daya tumbuh benih dan indeks vigor diuji pada cawan petri dengan media kapas dan kertas filter. Jumlah benih sebanyak 100 benih setiap cawan petri dan diulang sebanyak 4 kali ulangan yang diamati selama 7 hari. Petumbuhan bibit diuji pada media pasir di dalam bak perkecambahan. Jumlah benih yang dikecambahkan sebannyak 50 benih dan diulang sebanyak 4 kali ulangan selama 14 hari. Setiap hari, perkecambahan benih diamati hingga hari ke-7. Pada hari ke-14, 5 sampel bibit diambil dari masing-masing ulangan dan diukur tinggi bibit, jumlah daun, luas daun, diameter batang dan bobot kering. Indeks vigor hipotetik dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
Dari data praktikum yang diperoleh, dibuat histogram daya tumbuh untuk masing-masing ukuran benih dengan dua metode pengujian. Grafik pertumbuhan harian dan histogram indeks vigor dibuat untuk setiap ukuran benih pada kedua metode pengujian. Daya tumbuh, indeks vigor dan indeks vigor hipotetik dianalisis dengan analisis varian pada taraf kepercayaan 95% yang disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktor ganda berupa metode benih dan ukuran benih. (catatan: sebelum dianalisis, nilai daya tumbuh harus ditransformasi terlebih dahulu dengan rumus = arcsin).

IV.             Hasil dan Pembahasan
a.      Hasil
Tabel 1. Analisis RAL Gaya Berkecambah, Indeks Vigor, dan Indeks Vigor Hipotetik.
Ukuran Benih
Gaya Berkacambah    
Indeks Vigor  
Indeks Vigor Hipotetik
Top Paper
Sand Test
Top Paper
Sand Test
Besar  
71%
31%
25.289
5.621
0.928
Sedang           
79%
51%
28.696
10.240
1.887
Kecil   
57%
54%
20.573
8.7625
1.766
p-Value
0.538NS
0.41NS
0.526NS
0.432NS
0.583NS
Keterangan: Ukuran benih tidak memberikan perbedaan yang signifikan pada parameter-parameter yang diuji.
b.      Pembahasan
Benih merupakan bahan tanam yang akan digunakan untuk menghasilkan bahan pangan atau bahan kebutuhan manusia lainnya. Untuk mendapatkan hasil tanaman yang maksimal, dibutuhkan tanaman yang sehat dan kuat. Tanaman ini berasal dari benih yang unggul. Salah satu tahapan kritis dalam tumbuhan adalah perkecambahan. Perkecambahan menentukkan kualitas benih yang ditanam untuk menghasilkan tanaman yang kuat.
Benih mengandung air dan cadangan makanan untuk melakukan perkecambahan. Untuk dapat berkecambah dan tumbuh menjadi tanaman yang normal maka benih memerlukan faktor-faktor yang dapat mendukung dalam perkecambahannya. Faktor yang berasal dari dalam benih antara lain : ukuran benih, yang pada umumnya berkolerasi atau berhubungan dengan kecepatan berkecambah, pemunculan dan pertumbuhan bibit, sehingga berpengaruh terhadap berat semai. Ukuran biji pada umumnya akan mempunyai  korelasi yang besar dengan berat semai benih (Gardner et al., 1991). Untuk dapat berkecambah benih membutuhkan tambahan air lagi dengan melakukan imibisi sehingga dapat mengaktifkan enzim untuk melakukan reaksi enzimatik. Cadangan makanan di dalam benih disimpan dalam bentuk karbohidrat, lemak dan protein.
Pada praktikum ini, untuk mengetahui perbedaan ukuran benih terhadap kecepatan berkecambah dan pertumbuhan bibit dilakukan terhadap benih kacang tanah yang berukuran kecil, sedang dan besar. Berikut ini merupakan data hasil praktikum sebagai berikut:
Gambar 1. Histogram Gaya Berkecambah Benih Kacang Tanah
Gaya berkecambah merupakan banyaknya benih yang berkecambah dari total benih yang dikecambahkan selama kurun waktu yang telah ditentukan. Berdasarkan histogram di atas, hasil percobaan gaya berkecambah kacang tanah tertinggi pada metode top paper dihasilkan pada kacang tanah berukuran sedang. Sedangkan pada metode sand test, gaya berkecambah tertinggi diperoleh oleh kacang tanah berukuran kecil. Menurut Nugraha (1992), ukuran benih mempengaruhi gaya berkecambah dan indeks vigor. Laju pertumbuhan kecambah meningkat dengan meningkatnya besaran benih, dan benih berbentuk bulat lebih tinggi laju pertumbuhannya daripada yang berbentuk pipih (Sadjad et al, 1975). Hasil percobaan yang diperoleh menunjukkan jika benih kecil justru memiliki gaya berkecambah yang tinggi untuk metode sand test dan benih sedang untuk metode top paper. Ketidaksesuaian data hasil praktikum dengan teori yang ada dikarenakan beberapa benih kacang tanah berjamur sehingga mempengaruhi hasil percobaan. Beberapa benih kacang tanah juga ada yang terkena penyakit. Dari hasil histogram di atas dapat dinyatakan bahwa ukuran benih menunjukkan adanya hubungan yang tidak nyata dengan gaya berkecambah dan berbeda dengan teori yang ada dikarenakan pengaruh faktor lingkungan dan faktor internal dari keadaan benih yang dikecambahkan tersebut.
Gambar 2. Grafik Indeks Vigor Metode Top Paper
Indeks vigor merupakan kecepatan benih untuk dapat berkecambah. Benih dikatakan berkecambah jika telah muncul akar sepanjang 1 cm. indeks vigor benih bermanfaat untuk mengetahui keserempakan benih tumbuh sehingga dapat memprediksi waktu panen tanaman. Berdasarkan grafik di atas, indeks vigor benih kacang tanah yang berukuran besar dan sedang cukup tinggi. Sementara itu, benih kacang tanah berukuran kecil mempunyai indeks vigor yang kecil. Benih yang dikecamabahkan pada praktikum ini mempunyai bentuk yang berbeda-beda. Benih besar mempunyai bentuk yang masih mulus dan bulat, sedangkan benih kecil mempunyai bentuk yang kisut dan kasar. Menurut Sadjad (1975), laju pertumbuhan kecambah meningkat dengan meningkatnya besaran benih, dan benih berbentuk bulat lebih tinggi laju pertumbuhannya daripada yang berbentuk pipih. Berdasarkan grafik, besarnya indeks vigor semakin menurun setiap harinya. Hal ini menunjukkan jika proses aktivasi enzim ketika imbibisi hanya terjadi pada awal saja. Penurunan indeks vigor dapat terjadi akibat cadangan makanan yang tersimpan di dalam benih telah habis sehingga reaksi enzimatik juga menurun yang menyebabkan menurunnya indeks vigor benih.

Gambar 3. Grafik Indeks Vigor Metode Sand Test
Benih yang dikecambahkan menggunakan metode sand test ditempatkan di luar ruangan.berdasarkan grafik di atas, benih kacang tanah ukuran besar dan sedang mempunyai indeks vigor yang semakin menurun seiring waktu. Sedangkan pada benih kacang tanah ukuran kecil mengalami fluktuasi selama 7 hari pengamatan. Indeks vigor benih kacang tanah ukuran sedang metode sand test mempunyai indeks vigor tertinggi. Sedangkan indeks vigor terendah terjadi pada benih kacang tanah berukuran kecil. Pada metode sand test, munculnya kecambah dipengaruhi oleh letak benih dan tebalnya lapisan yang menutupi benih tersebut. Pada benih kacang tanah yang kecil, indeks vigor benih rendah dikarenakan perlu cukup air untuk membuat benih tersebut dapat mengaktifkan enzim di dalamnya. Selain itu, benih yang kecil juga mempunyai cadangan makanan yang kecil sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk berkecambah. Grafik indeks vigor umumnya menurun karena cadangan makanan yang terkandung dalam benih telah digunakan untuk melakukan reaksi enzimatik ketika fase imbibisi benih, sehingga seiring waktu cadangan makanan tersebut habis yang menyebabkan turunnya indeks vigor benih.
Gambar 4. Histogram Indeks Vigor Hipotetik Kacang Tanah
Indeks vigor hipotetik merupakan ukuran untuk mengetahui kekuatan dan kemampuan tumbuh benih secara normal di lapangan. Indeks vigor hipotetik dapat diketahui melalui banyaknya jumlah daun, tinggi batang, bobot segar maupun bobot kering tanaman. Berdasarkan histogram di atas, dapat diketahui bahwa benih kacang tanah yang berukuran besar mempunyai indeks vigor hipotetik yang tinggi dan benih kacang tanah kecil mempunyai indeks vigor hipotetik yang kecil. Hal ini sesuai dengan pernyataan Nugraha (1992) bahwa ukuran benih mempengaruhi gaya berkecambah dan indeks vigor. Menurut Heryana et al. (2008), dengan percobaan pada bibit makadamia diperoleh bahwa jumlah daun ukuran benih besar akan menunjukkan jumlah daun yang lebih banyak dibandingkan benih kecil dan sedang. Benih yang besar mempunyai cadangan makanan yang lebih banyak sehingga lebih optimal dalam melakukan reaksi enzimatik dalam benih dimana reaksi enzimatik tersebut juga berhubungan dengan pertumbuhan dan pembelahan sel. Hal ini berbeda dengan benih kacang tanah yang berukuran kecil, benih yang berukuran kecil mempunyai cadangan makanan yang sedikit sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman harus didukung dengan peran akar dalam mencari nutrisi tambahan untuk pertmbuhan dan perkembangan tanaman tersebut. Hat tersebut menyebabkan pertumbuhan dari tanaman kecil tidak secepat pada tanaman kacang tanah dari benih yang berukuran besar dan sedang.
Berdasarkan analisis data hasil praktikum, diperoleh hasil jika ukuran benih tidak memberikan perbedaan yang signifikan pada parameter-parameter yang diuji. Hal ini berbeda dengan percobaan Heryana et al., (2008) yang menyebutkan bahwa percobaan pada bibit makadamia diperoleh bahwa jumlah daun ukuran benih besar akan menunjukkan jumlah daun yang lebih banyak dibandingkan benih kecil dan sedang. Perbedaan ini disebabkan karena bahan percobaan berupa kacang tanah kebanyakan berjamur akibat kondisi petridish yang terlalu lembab.
V.                Kesimpulan
Berdasarkan percobaan besar benih, pengaruhnya pada kecepatan berkecambah, pemunculan dan pertumbuhan bibit yang telah dilakukan dapat disimpulakan bahwa ukuran benih kacang tanah tidak mempengaruhi kecepatan berkecambah benih, kemunculan bibit, dan presentase pemunculan, tinggi tanaman, jumlah daun, berat segar dan kering tajuk dan akar.

Daftar Pustaka

Heryana, N., Rusli, dan Indriati, G. 2008. Pengaruh ukuran benih terhadap pertumbuhan bibit macadamia (Macadamia integrifolia). Agrin 12 : 35-41.

Nugraha, S., Setyono, A., dan Rizky, W. 1992. Pengaruh ukuran benih terhadap daya berkecambah dan vigor Kacang Hijau Varietas. Media Penelitian Sukamandi 12: 41-44.

Sadjad, S., M. Poernomohadi, Z. Jusup, dan Z. A. Pian. 1975. Penuntun Praktikum Teknologi Benih. Institut Pertanian Bogor. Bogor


Wahyuni, S. 2011. Peningkatan daya berkecambah dan vigor benih padi hibrida melalui invigorasi. Jurnal Penelitian Tanaman Pangan 30(2):83-87.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Laporan Praktikum Teknologi Benih Acara 5 Besar Benih, Pengaruhnya pada Kecepatan Berkecambah, Pemunculan dan Pertumbuhan Bibit

ACARA V BESAR BENIH, PENGARUHNYA PADA KECEPATAN BERKECAMBAH, PEMUNCULAN DAN PERTUMBUHAN BIBIT Abstraksi Praktikum Dasar-Dasar Tekno...